samedi 3 novembre 2007

Everybody hates the dollar

Dalam pasar finansial, selalu ada ketidakpastian. Namun, sekarang ini ada hal yang pasti dilakukan oleh hampir semua orang: menjual dolar (reuters).

Berikut adalah "draft" artikel yang dimuat KONTAN, 26 Oktober 2007

Babak Baru Euro versus Dolar
Oleh : A.Prasetyantoko


Baru-baru ini, sebagaimana dikutip oleh majalah Stern yang berbasis di Jerman, Alan Greenspan --mantan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed)-- membuat pernyataan cukup mengejutkan. Menurutnya, mata uang Euro berpotensi menggantikan dolar AS (USD) sebagai cadangan devisa dunia.

Pernyataan ini terkait dengan makin merosotnya nilai tukar USD terhadap Euro akibat kebijakan penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin, menyusul krisis subprime mortgage yang mengguncang pasar finansial AS pertengahan Agustus lalu.

Dengan trend penurunan suku bunga The Fed, yang diperkirakan masih akan terus terjadi, investasi dalam USD makin tidak menarik, sehingga terjadi migrasi investasi dari USD ke mata uang lain. Akibatnya, nilai USD akan terus merosot terhadap mata uang kuat dunia, terutama Euro dan Yen dalam kurun waktu ke depan.

Sejak kemunculannya di tahun 1999, Euro sudah diprediksi bakal menjadi mata uang alternatif. Kini, menguatnya nilai Euro mengundang kembali diskusi tentang signifikasi peran Euro sebagai mata uang utama dunia, menggantikan USD.

Hingga akhir September 2007, Euro terus mempertahankan posisinya di atas 1,400 per USD. Apakah dengan demikian Euro akan menggantikan USD?

Hingga akhir akhir 2006, posisi USD sebagai cadangan devisa dunia masih terlalu dominan, yaitu menguasi sekitar 66 persen, sementara Euro hanya 25 persen. Namun, dalam konteks transaksi perdagangan antar negara, Euro hanya kalah tipis dibandingkan USD, dengan proporsi 39 persen Euro dan 43 persen USD. Dengan kata lain, penggunaan USD dan Euro relatif berimbang dalam transaksi perdagangan dunia.

Dengan menguatnya Euro, proporsi penggunaan mata uang Euro dalam transaksi perdagangan dunia akan menguat. Di lain pihak, penguatan Euro terhadap USD tersebut akan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Uni Eropa (UE), sekaligus memperkuat dinamika industri dan kegiatan bisnisnya (ekspor).

Penguatan mata uang Euro terhadap USD juga tak bisa dilepaskan dari makin solidnya konsolidasi moneter di kawasan UE yang didukung oleh keberadaan Bank Sentral Eropa yang kuat. Kini, European Central Bank (ECB) telah menjadi institusi yang berpengaruh, tidak hanya pada level UE, tetapi juga bagi perekonomian dunia. Kebijakan-kebijakan ECB makin menjadi referensi bagi perekonomian global.

Tergantung pada Fundamental Ekonomi UE

Diskusi tentang mungkin tidaknya Euro menggantikan USD sebagai mata uang utama dunia, bukanlah sesuatu yang baru. Tahun 2006, National Bureau of Economic Research (NBER), sebuah lembaga riset ekonomi yang sangat berpengaruh di AS, menerbitkan sebuah kajian mengenai hal tersebut.

Kesimpulannya, masih belum terlalu menyakinkan. Salah satu alasanya, dua pertiga cadangan devisa dunia masih dalam bentuk USD. Namun, kajian tersebut juga memberi sinyal dimungkinkannya mata uang Euro menggantikan USD. Apa alasannya?

Pertama, perekonomian UE memiliki skala yang kurang lebih sama dengan perekonomian AS. Skala ekonomi diukur dari GDP maupun tingkat keterbukaan pada perdagangan luar negerinya. Kedua, Bank Sentral Eropa cukup solid dan dikenal sangat disiplin dalam hal inflasi. Ketiga, perekonomian EU tidak memiliki sejarah defisit perdagangan dan modal seburuk AS.

Pada tahun 2005, dilakukan survei terhadap bank-bank sentral dunia. Hasilnya, para responden mulai memikirkan alternatif penggunaan mata uang sebagai cadangan devisa dari dominasi USD. Bahkan, Brazil, Russia, India, and China sudah menggunakan komposisi euro cukup signifikan dalam cadangan devisa mereka.

Jika ditarik ke belakang, perdebatan tentang kemungkinan mata uang Euro menggantikan USD sudah terjadi, bahkan sebelum kemunculannya. Pada tahun 1997, seorang ekonom kawakan memprediksi, begitu Euro diluncurkan akan terjadi pengalihan investasi sebesar 1 trilyun USD ke mata uang baru tersebut. Sementara ekonom lainnya mengatakan, Euro akan segera sejajar dengan USD sebagai nilai tukar dunia.

Secara garis besar, ada dua pandangan tentang peran Euro dalam ekonomi global. Pandangan pertama mengatakan, peran Euro akan sangat ditentukan oleh skala dan kondisi fundamental ekonomi internal kawasan UE (internal view). Pandangan kedua lebih percaya pada faktor-faktor eksternal (external view), seperti penggunaan Euro dalam transaksi dunia maupun cadangan devisa.

Momentum menguatnya Euro terhadap USD kali ini, bisa menciptakan sinergi dari dua pandangan (faktor) tersebut. Dan jika konsolidasi tersebut bisa terjadi dengan cepat, bukan mustahil Euro akan menggantikan USD sebagai mata uang utama dunia.

Greenspan sendiri mengakui, meskipun penggunaan USD masih lebih banyak dibandingkan Euro dalam transaksi perdangan global, tetapi pada dasarnya tidaklah terlalu menguntungkan lagi mempertahankan mata uang USD sebagai mata uang utama dalam perdagangan dunia ("it doesn't have all that much of an advantage").

Selama ini, pernyataan Greenspan masih selalu menjadi referensi para pelaku pasar, sehingga para investor akan terpengaruh dengan semakin gencar mengalihkan investasinya pada Euro. Dan jika para pelaku pasar lebih “percaya” pada Euro ketimbang dolar, para otritas moneter di dunia juga akan mengikuti kecenderungan tersebut dengan memperbanyak proporsi Euro dalam cadangan devisa mereka.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah faktor politik. Di beberapa negara di kawasan Timur Tengah, pengalihan cadangan devisa dari USD ke Euro makin gencar setelah terjadi konflik panjang antara beberapa negara di kawasan tersebut dengan AS. Tahun lalu, Iran menetapkan kebijakan mengalihkan cadangan devisanya dari USD ke Euro.

Dari berbagai faktor ini, kita tergoda untuk mengatakan, Euro bakal menggantikan USD sebagai mata uang utama dunia. Meski begitu, perekonomian AS tetaplah sebuah kekuatan yang tak boleh diabaikan. Mungkin saja langkah-langkah konsolidasi dalam mengatasi berbagai kesenjangan, terutama menyangkut defisit kembar (neraca perdagangan dan modal) serta berbagau gejolak yang menimpa pasar finansial mereka, bisa berjalan dengan baik. Sehingga, mata uang USD tetap mendominasi dalam perekonomian global.

Kita bisa terus mendeteksi pertarungan antara Euro dan USD tersebut melalui data-data seperti international reserves, international bonds dan foreign exchange markets. Dari ketiga pilar data tersebut, kita bisa memperkirakan babak-babak berikutnya pertarungan antara Euro dan USD yang makin seru ini.

Penulis adalah Partner pada Strategic Indonesia (SI), Jakarta.

Aucun commentaire: